Rabu, 06 Mei 2009

MC yang Bermartabat

Suatu hari saya menghadiri undangan peresmian sebuah fasilitas hiburan di salah satu hotel ternama di Balikpapan. Dengan dibangun fasilitas tersebut diharapkan terjadi peningkatan hunian hotel serta ikut menggeliatkan pariwisata di kota ini. Acara peresmian yang dilanjutkan dengan jamuan makan malam tersebut merupakan acara formal dengan mengundang Walikota (saat itu diwakili oleh Wakil Walikota) untuk memberikan kata sambutan sekaligus membuka secara resmi.

Pembawa acaranya tampil menawan. Wajahnya cantik. Tubuhnya yang proporsional dibalut dengan gaun warna ungu. Tata rias yang berkesan mewah dipadu dengan asesoris yang tepat membuat hadirin terkesima oleh penampilan yang nyaris sempurna.

Akan tetapi ketika memasuki acara puncak, saya merasa terganggu (entah hadirin yang lain) ketika sang MC berkata,

"Menginjak acara berikutnya Sambutan Walikota Balikpapan sekaligus berkenan membuka secara resmi. Kepada bapak Rizal Effendi selaku Wakil Walikota Balikpapan, waktu dan tempat dipersilakan".

Olah suaranya cukup bagus dan berwibawa. Tapi jika disimak kalimat yang terucap hati saya menjadi miris. Mengapa? Dua frase yang bercetak tebal di atas ada baiknya kita cermati sejenak.

Penggunaan frase "menginjak acara berikutnya" menurut Saya tidak tepat. Kata "menginjak" menurut hemat saya mempunyai konotasi negatif. Cobalah simak kalimat berikut;
  1. Kakinya menginjak paku. (Sang pemilik kaki merasa tidak nyaman atau sakit.)
  2. Perbuatan orang itu menginjak harga diri pak Broto. (Pak Broto sakit hati)
  3. Tanpa sengaja kaki adik menginjak bibit bunga yang ditanam ibu. (Tanaman rusak dan mungkin ibu marah)
Pemakaian frase "waktu dan tempat dipersilakan" juga tidak benar. Pada acara tersebut yang dipersilakan memberikan sambutan dan meresmikan fasilitas hotel adalah walikota yang diwakili oleh wawali. Maka semestinya yang dipersilakan adalah wawali selaku tamu terhormat. Apakah waktu dan tempat dapat menggantikan wawali menyampaikan kata sambutan dan melakukan peresmian?

Lantas apa kalimat yang tepat?
Cobalah ucapkan kalimat di bawah ini dengan intonasi yang tepat, resmi, dan berwibawa!

"Acara berikutnya sambutan Wakil Walikota Balikpapan sekaligus berkenan membuka secara resmi restoran Borneo Hill, Bapak Rizal Effendi dipersilakan".

Bagaimana rasanya? Lebih nyaman, bukan?

Dalam berbagai kesempatan saya selalu menghindari penggunaan frase "menginjak acara berikutnya..." Mengapa?
  1. Tugas saya sebagai MC adalah memimpin jalannya acara dari awal hingga akhir dengan baik. Sungguh tidak pantas jika saya menginjak acara yang dibawakan, apalagi menginjak sambutan tamu terhormat.
  2. Saya khawatir tamu terhormat yang akan menyampaikan sambutan berkata, "Terima kasih saya ucapkan kepada pembawa acara yang telah menginjak sambutan yang akan saya sampaikan kepada hadirin!"
  3. Saya takut dikatakan sebagai pembawa acara yang tidak bermartabat, dianggap melakukan tindak kekerasan, atau melakukan perbuatan tidak menyenangkan.
Sekian...

1 komentar:

  1. Topik ini cukup bagus untuk para MC-ers, saya sendiri dapat dikatakan sering menjadi MC baik saat rapat yang non formal maupun formal di lingkungan Pegadaian, namun terus terang saya harus banyak belajar

    BalasHapus