Jumat, 12 Februari 2016

APA RESOLUSI ANDA TAHUN INI?

Ilustrasi Investasi Emas (dokhumas Pegadaian)
Tahun 2016 sudah mulai kita lewati gerbangnya. Setelah banyak orang menyambut pergantian tahun dengan pesta pora atau menyepi di tempat-tempat ibadah mengevaluasi diri. Ada baiknya kita merenung, merancang hari esok dengan menyiapkan sebuah resolusi. Apa resolusi Anda tahun 2016 ini?
Resolusi sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online http://kbbi.web.id, berarti putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal. Misalnya digunakan dalam kalimat: Rapat akhirnya mengeluarkan suatu resolusi yang akan diajukan kepada pemerintah.
Dalam bahasa sehari-hari, resolusi sering dimaknai sebagai keinginan, harapan, target, atau cita-cita yang ingin dicapai dalam waktu tertentu. Biasanya resolusi muncul diawal tahun dan ingin dicapai dalam tahun tersebut.
Ragam resolusi masing-masing orang berbeda. Ada yang ingin menyesaikan kuliah, berlibur keluar negeri, menjalankan ibadah umroh, bahkan memiliki kendaraan atau rumah baru.
Setiap orang pasti memerlukan biaya untuk mewujudkan resolusinya. Pegadaian mempunyai beberapa alternatif yang dapat dipertimbangkan untuk membuatnya menjadi nyata.
1.   Menabung
Jika belum memiliki dana cukup untuk mewujudkan impian, menabung merupakan cara tepat. Hanya saja ketika kita menabung dalam bentuk uang, kita sering tergoda untuk mengambilnya manakala kita membutuhkan sesuatu. Oleh karena itu Tabungan Emas Pegadaian dapat dijadikan solusi.
Kita dapat membuka tabungan emas dengan satuan berat terkecil 0,01 gram. Jika harga emas 600 ribu rupiah pergram, maka kita dapat menabung minimal 6 ribu rupiah. Berapapun jumlah rupiah yang disetorkan langsung dikonversikan ke emas yang dititipkan di Pegadaian. Saldo tabungan bukan berupa uang, melainkan berat emas yang kita miliki. Emas dapat dicetak dengan pecahan tertentu, atau dapat diambil dalam bentuk uang saat diperlukan.
2.   Membeli emas secara angsuran
Cara lain untuk mewujudkan resolusi adalah dengan melakukan investasi atau pembelian emas secara angsuran. Caranya cukup mudah, dengan membayar uang muka tertentu, kita dapat memilih besarnya logam mulia dan lamanya jangka waktu pembayaran sesuai kemampuan keuangan kita. Emas tersebut akan disimpan oleh Pegadaian dan diserahkan kepada kita setelah melunasi pembayaran.
Saat kita memerlukan dana, emas tersebut dapat digadaikan atau dijual kembali. Membeli emas secara angsuran membuat kita disiplin dalam mengelola keuangan. Karena angsuran dibayarkan secara tetap setiap bulan dengan jumlah yang sama. Serunya lagi, membeli emas logam mulia di Pegadaian dapat dilakukan secara tunai, angsuran, personal, kolektif, bahkan arisan.
3.   Memiliki kendaraan bermotor secara angsuran
Jika memiliki kendaraan bermotor baik sepeda motor atau mobil menjadi resolusi, produk pembiayaan yang ditawarkan Pegadaian dapat dipilih menjadi solusi. Dengan uang muka terjangkau, biaya murah, dan model pembiayaan sesuai syariah, produk bernama Amanah ini merupakan alternatif pembiayaan yang tepat. Pembiayaan ini dapat dilakukan untuk pembelian kendaraan baru maupun bekas pakai.

Sekarang tinggal tetapkan apa resolusi kita tahun ini. Kemudian pilih alternatif untuk mewujudkannya. Pada hakikatnya hidup adalah pilihan. Tinggal kearifan kita dalam memilihlah yang menentukan hari depan kita. 

Rabu, 10 Februari 2016

KECEPATAN INFORMASI VS ETIKA BIROKRASI

Pengarahan Humas di Istana Negara (Sumber : ksp.go.id)
Era informasi, begitu kata banyak orang menyebut zaman ini. Peristiwa yang yang terjadi di berbagai belahan dunia, informasinya sudah ada di genggaman saat itu juga. Setiap orang apapun latar belakangnya dapat memproduksi berita atau menjadi nara sumber melalui akun sosial media yang dimilikinya. Makanya tak mengherankan jika di era ini sering terjadi akun twiter tak bernama (anonymous) begitu mudah menebarkan fitnah dan kebencian.

Masalah menjadi muncul ketika para humas (public relation) tidak tanggap menghadapi situasi ini. Kebutuhan masyarakat atas informasi yang cepat tidak terpenuhi secara cepat dan akurat. Di berbagai instansi, kenyataan ini disebabkan kurangnya data yang dimiliki, kemampuan para praktisi yang kurang mumpuni, atau ketatnya etika birokrasi yang harus ditaati dalam menyampaikan informasi.

Di salah satu instansi, untuk menyampaikan informasi ke media yang dibatasi deadline harus melewati approval dari dua atau lebih level pengambil keputusan. Akibatnya rentang waktu antara peristiwa dan informasi sampai ke khalayak menjadi panjang. Tak jarang informasi yang sampai ke masyarakat menjadi basi. Kondisi akan semakin merepotkan jika dalam kekosongan rentang waktu tersebut masyarakat dijejali oleh informasi keliru yang disebarkan para pembenci.

Presiden Jokowi dalam acara pertemuan dengan humas Kementerian dan Lembaga Non Kementerian, serta BUMN di Istana Negara hari Kamis, 4 Februari 2016 menginstruksikan kepada humas yang berada di kementerian maupun lembaga non kementerian memiliki kecepatan dalam merespons dan kecepatan memberikan informasi.

"Jangan membalikkan dan jangan lagi saya mendengar bahwa masyarakat menemui humas saja sulit. Padahal, kita yang harus mencari mereka (masyarakat) untuk memberikan informasi," kata Presiden. Presiden juga minta, jangan sampai pemerintah maupun BUMN yang telah bekerja dengan pontang-panting tapi tidak diinformasikan ke publik, sehingga rakyat tidak tahu pembangunan yang telah dilaksanakan.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyatakan, pertemuan lembaga humas Kementerian, Lembaga, dan BUMN itu dimaksudkan untuk melakukan koordinasi Humas Kementerian/Lembaga dan BUMN untuk percepatan pembangunan 2016. "Yang namanya kehumasan ini menjadi isu yang krusial bagi kita semua. Mengapa, ada beberapa hal yang pertama dari sisi keorganisasian dan sumber daya manusia," kata Rudiantara.

Untuk mempercepat proses penyampaian informasi ini perlu kearifan para pihak untuk menyederhanakan birokrasi organisasi dalam penyampaian informasi. Selain itu peningkatan profesionalisme SDM di bidang kehumasan pun harus selalu ditingkatkan. Jika para humas diberikan amanah (pendelegasian kewenangan) yang cukup dan diberikan kemudahan mengakses data, insya Allah kecepatan informasi yang menjadi dambaan publik dapat terpenuhi.

BUDAYA KASIH SAYANG DAN VALENTINE DAY

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semua akan dimintai pertanggungjawabannya. (QS : Al Isra, 36) 

Infiltrasi budaya di era global semakin tak terbendung. Kultur budaya asli individu atau suatu masyarakat dapat berubah seiring dengan gempuran budaya manca negara. Paulus Wirutomo (Sosiolog) menyatakan bahwa kultur budaya adalah segala sistem nilai, norma, sistem kepercayaan, adat istiadat, atau tradisi yang telah mendarah daging (internalized) pada individu atau komunitas. Kultur budaya memiliki “kekuatan” membentuk keyakinan, pola berpikir, sikap dan perilaku anggota masyarakat. Salah satu bentuk kultur budaya yang berkembang mengglobal dan menjadi perbincangan banyak orang di setiap bulan Februari adalah valentine day (Hari Kasih Sayang).

Wikipedia Indonesia mencatat, hari yang jatuh pada tanggal 14 Februari ini, di dunia Barat diperingati sebagai hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya. Pada hari raya tersebut para pencinta mengasosiasikan dengan saling bertukaran benda-benda dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Ada pula yang diwujudkan dengan memberikan atau bertukar bunga atau cokelat.

Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908) nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda yaitu seorang pastor di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Africa. Koneksi antara ketiga martir dengan hari raya cinta romantis ini tidak jelas.

Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini, namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari. Jadi, tidak ada catatan sejarah baku yang melatarbelakangi lahirnya valentine day.

Lepas dari kontroversi tentang Hari Kasih Sayang, yang pasti tradisi yang berkembang bukan merupakan ajaran agama Islam. Bagi umat Islam yang yakin atas kebenaran Al Quran sebagai kitab sucinya dan meyakini asma’ul husna, Allah memiliki nama lain yakni Arrahman (Maha Pengasih) dan Arrahim (Maha Penyayang). Nama ini selalu dibaca dan diresapi maknanya belasan bahkan puluhan kali dalam bacaan shalat sehari semalam.

Merujuk kepada sifat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, setiap manusia memiliki naluri dan kewajiban untuk saling mengasihi dan menyayangi kapan saja tak berbatas waktu. Dan kasih sayang tidak cukup diwujudkan hanya dengan sepotong coklat atau seikat kembang.