Senin, 08 Juni 2009

MC dan Humor

Ada kalanya sebuah acara berjalan kaku, tegang, dan terasa melelahkan. Sambutan pengisi acara bertele-tele dan ngelantur. Audiens terlihat bosan dan beberapa mulai menguap. Bahkan di beberapa sudut tampak ngobrol sendiri mengatasi kebosanan mengikuti acara.

Kondisi ini menjadi beban berat seorang MC. Ketika ia gagal menanganinya, orang bisa mengkambinghitamkannya sebagai MC yang tidak profesional, meskipun belum tentu kesalahan terletak pada pembawa acara. Susunan acara dari protokoler atau tuan rumah (shahibul hajat) yang kurang efektif dan efisien bisa juga menjadi penyebabnya.

Untuk mengatasinya sebelum acara berlangsung seorang MC bisa saja memberikan masukan sebelum acara dimulai. Beberapa hari sebelumnya ia harus berkoordinasi dengan pemilik acara. Jika ada yang dirasa kurang tepat sang calon MC bisa menyampaikan pendapat. Akan tetapi keputusan tetap menjadi wewenang pemilik acara dan sang calon MC tidak boleh memaksakan diri.

Jika sudah seperti ini, pembawa acara harus mempunyai jurus jitu agar acara tetap berlangsung lancar dan tetap diikuti dengan baik oleh hadirin dari awal hingga akhir.
Salah satu jurus yang bisa dipakai adalah dengan menyelipkan humor di sela-sela acara berlangsung. Humor diyakini bisa mencairkan kebekuan suasana sebuah acara. Di sini kepiawaian pembawa acara memilih humor yang cerdas sangat penting.

Beberapa tokoh sukses membawakan acara atau menjadi pembicara publik juga ditunjang oleh kepiawaian mereka mengolah humor sebagai pemanisnya. Simaklah James Gwee, Mario Teguh, Aa' Gym, dan banyak lagi. Ada baiknya kita mengikuti jejak mereka menyisipkan humor dalam membawakan sebuah acara sehingga menjadi menarik dan tetap diminati audiens.

Menurut hemat saya ada beberapa hal yang harus diperhatikan;
  1. Humor yang disampaikan tidak menyinggung perasaan orang tertentu.
  2. Tidak boleh merendahkan martabat orang, kelompok, etnis atau agama.
  3. Tidak melanggar norma baik sosial, agama, atau hukum yang berlaku.
  4. Menyesuaikan dengan acara yang dipandu sebab tidak semua acara bisa disisipi dengan humor.
  5. Tetap disampaikan dengan santun dan tidak berlebihan karena seorang MC bukan pelawak.
Beberapa bentuk humor yang dapat dilakukan dalam sebuah acara di antaranya adalah; gesture (gerak tubuh), anekdot, pantun jenaka, atau ungkapan-ungkapan lainnya.

Menciptakan humor bagi MC solo (tunggal) relatif lebih sulit dibanding MC duo (duet) atau trio. Ketika MC duo/trio masing-masing pembawa acara dapat saling melempar lelucon dan lebih mengalir. Ide-idenya pun lahir dari dua atau tiga kepala. Sedangkan pada pembawa acara tunggal perlu keterampilan tersendiri.

Perbendaraan humor dapat diperoleh dengan berbagi dengan teman, banyak membaca, melihat gambar-gambar kartun, menonton film komedi, atau berbagai cara lain. Setelah itu tinggal memilih dan memilah mana yang cocok untuk dipakai guna membuat acara semakin oke.

Selamat mencoba!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar